“Habemus Papam”,
“Bianca.. Bianca!”
Seru-seruan
terdengan sangat riuh di lapangan St. Petrus, hari Senin 16 Oktober 1978.
Sungguh merupakan suatu peristiwa yang luar biasa pada hari itu, “Paus baru
telah terpilih”.
Itulah salah satu segelintir tulisan yang terdapat di
dalam gambar-gambar yang dipajang di halaman depan gereja St. Catharina TMII. Akhir pekan tanggal 25-26 Agustus merupakan
hari “sibuk” bagi para Cathariners
yang tidak lain adalah seluruh umat Wilayah 1 dan Wilayah 7 di Paroki Kalvari
termasuk orang mudanya, sebab pada saat itu mereka diminta untuk menjadi panitia
dari event yang “wooow” ini.
Pameran ini berisi tentang Siapakah Karol Wojtyla,
makhluk dari manakah dia, apa yang telah dia perbuat sehingga kita perlu
mengapresiasikannya, mendoakannya, bahkan menjadikannya sebagai seorang Santo.
Yaps, karena dia adalah Bapa Suci yang telah dipilih olehNya, untuk memimpin
kita semua. Tidak hanya itu, dia telah memikat hati kita semua, benar kan?
Pasti
terlintas dipikiran teman-teman, mengapa pameran ini diadakan di Gereja St.
Catharina TMII, sebuah gereja kecil yang masuk dalam Paroki Kalvari Pondok
Gede? Sebab pada tanggal 9-14 Oktober 1989 yang lalu, gedung gereja ini menjadi
saksi bisu atas kedatangannya di Indonesia. Selain itu beliau pun menanam
sebuah Pohon Beringin Putih, yang sekarang masih tumbuh dan berdiri dengan
cantiknya di halaman depan gereja. Sebuah peristiwa sejarah yang patut kita
kenang, kita “ulang kembali” dan kita abadikan.
Antusiasme dari umat yang “hidup” gereja St.
Catharina ini sangat tinggi. Terlihat dari persiapan yang mereka lakukan untuk
menjadikan event ini menjadi event yang tidak akan dilupakan oleh semua orang.
Mulai dari anak-anak, orang muda, orang tua, serta lansia pun tidak mau
ketinggalan untuk ikut berpartisipasi demi lancarnya acara ini.
Pameran John Paul II ini diadakan 2 hari, Sabtu 25
Agustus, dan Minggu 26 Agustus yang dimulai pukul 09.00 sampai 22.00 di
masing-masing harinya. Hari pertama berlangsung, antusiasme orang-orang belum
begitu terlihat. Orang muda yang diminta sebagai petugas pameran (mencakup
Guide) sempat mengeluh karena di pagi harinya yang berkunjung sangatlah
sedikit. Menjelang sore, ketika akan dimulainya acara sarasehan bersama Bapak
Cosmas Batubara yang merupakan mantan menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
seorang artis senior yaitu Adi Kurdi, orang-orang mulai berdatangan. Gairah
yang dimiliki orang muda yang bertugas pun kembali muncul. Dengan ‘semangat
45”, mereka menggiring sekumpulan sekumpulan umat untuk menjalani John Paul
II’s Via Crusis (jalan salib John Paul II) dari Masa Kecil Lolek(panggilan
kecilnya) sampai Doa Di Atas Makam Putih yang disebar dalam 50 gambar. Acara
berlangsung sampai jam 10 malam, umat yang hadir pun sangat banyak.
Hari
kedua, Minggu 26 Agustus, banyak umat yang menyempatkan diri sehabis pulang
misa, untuk berkeliling melihat jalan salib Bapa Suci kita. Di hari Minggu
inilah yang ditunggu tunggu oleh seluruh umat PROKI Kalvari dan umat lain,
karena akan ada Misa Syukur bersama Uskup dari Italia yaitu Padre Buono yang
merupakan salah satu orang terdekat dari John Paul II.
Selain gambar-gambar yang dipajang, ada beberapa
barang milik John Paul II yaitu topi merah kardinal, Monstran dan Piala-Piala
yang digunakan saat mengadakan Misa di Indonesia, serta ada beberapa patung
berbentuk setengah badan keatas dari Bapa Suci Sendiri. Umat yang berkunjung di pameran ini sekaligus
bisa mencicipi roti khas St. Catharina yang hanya ada di gereja St. Catharina
TMII.
Kita sebagai kamu muda patut mensyukuri hadirnya
seorang Bapa Suci yang sangat peduli dengan kamu muda. Beliau lah yang telah
memprakarsai salah satu event besar yaitu World Youth Day. Ya, karena beliau,
semangat kaum muda untuk melayani tetap terjaga sampai detik ini.
Inilah beberapa patah kata dari John Paul II bagi
kita, orang muda-Nya,
“Kaum muda yang sering gelisah, penuh khayal dan
angan muluk-muluk menanti pewartaan iman dan ajaran gereja secara jelas, mantap
dan gembira. Sehingga tenaga mereka yang masih penuh dapat terarah dan dipakai
untuk pengembangan hidup pribadi dan kehidupan masyarakat.”